Blogger Themes

adsense link 728px X 15px

Selasa, 08 November 2011

KISAH SUMPAH SIMAMOLE KEPADA MARGA MANUHUTU

Setelah tiga moyang adik kakak, Temanole, Simanole, dan Silaloi ke luar dari gunung Hutumeten meninggalkan orang tuannya dan kedua saudara perempuan, yaitu Okawanda (Nyai Mas) dan Okiwanda (Nyai Intan) maka mereka bertiga sudah perusah tempat tinggalnya, yaitu Timanole di Hutumuri (Tambilou) Simanole di Lounusa (Hutumuri), dan silaloi di Elhau (Sirisori). Maka pada suatu waktu, keduanya Okawanda dan Okiwanda pergi mencari ketiga saudaranya. Di Hutumuri mereka bertemu dengan Timanole,  di Elhau mereka bertemu dengan Silaloi dan di Lounusa mereka bertemu dengan Simanole. Sementara okiwanda dan okawanda berada di lounusa, Simamole tidak mengijinkan keduanya kembali ke Nusa Ina bertemu Ibunya Lounsansalou. Maka keduanya tinggal di lounusa bersama Simanole. Tidak berapa lama datanglah dari Negeri Waai, Kapitan Bakarbesi melamar Okawanda (Nyai Mas) untuk menjadikan istrinya. Setelah pelamaran kapitan Bakarbesi kepada Okiwanda diberitahukan  kepada Timanole dan Silaloi, keduanya tidak keberatan. Maka datanglah keluarga bakarbesi Ke Lounusa, dan setelah melakukan semua persyaratan adat yang diatur di Negeri Lounusa maka Okawanda (Nyai Mas) dibawah oaleh Kapitan Bakarbesi ke negeri Waai. Tidak berapa lama lagi dari perkawinan Okawanda, maka di dengan oleh Kapitan Manuhutu di Haria, bahwa ada seorang gadis sangat manis dan perkasa di lounusa. Maka atas persetujuan keluarga Manuhutu, mereka berangkat ke Lounusa, untuk meminang Okiwan (Nyai Intan).
Bersama-sama keluarga Manuhutu, juga staf Pemerintah dan Tua-tua adat Negeri Haria. Mereka mengantar Kapitan Latu Manuhutu ke Lounusa. Setelah tiba Di Lounusa , Maksud yang baik ini diberitahukan kepada Simanole. Simanole mengumpulkan staf pemerintah dan tua-tua adat, untuk menjelaskan syariat yang berlaku di Lounusa.
Dalam pertemuan bersama rombongan Manuhutu dari Haria, Tua-tua Adat yang di kepalai oleh Aman Upu (Tuantanah) Tomalayueng (Tamilueng) menerangkan syarat adat dan harta kwain sebagai berikut :
  1. Yang mau menjadi suami Okiwanda, harus relah memberikan kepalahnya dipotong oleh saudara laki-laki, dan bila tidak mati, maka dia berhak kawin dengan saudaranya. Ini berarti dia bias menjaga saudara perempuannya dari perebutan kekuasaan.
  2. Kain putih 9 kayu besar.
  3. kain berang 9 kayu
  4. Kain Patola 9 kayu besar
  5. Ular mas 9 ekor
  6. Gong besar 9 buah
  7. Piring batu besar 9 buah
  8. Sageru (sopi) 9 tempayang
  9. Tempat siri tembaga  9 buah lengkap dengan isinya
  10. Tembakau 9 Lemping.
Rasanya syarat adat ini sangat berat bagi keluarga Manuhutu, mereka harus pertimbangkan baik-baik. Kemudian berkatalah Simanole, saya punya saudara laki-laki ada dua orang lagi. Yang satu di Hutumuri (Tambilou) dan yang satu di Elhau (Sirisori). Kami bertiga punya tanggung jawab kepada saudara- saudara perempuan ini. Sebab itu beta mohon saudara-saudar bersabar seharian dua lagi, beta akan pergi memberitahukan mereka yaitu Timanole di Hutumuri dan Silaloi di Elhau.
Maka berangkatlah Simamole  ke hutumuri dank e Elhau. Dan keluarga Manuhutu masi tetap tinggal di Lounusa. Setelah Simamole berangkat ke Hutumuri dan Elhau, maka keluarga Manuhutu mengadakan rapat menyangkut sariat adat negeri Lounusa, apakah sanggup keluarga Manuhutu melaksanakan tuntutan adat negeri Lounusa atau tidak. Rasanya paling berat bagi keluaraga Manuhutu,  ialah masalah potong kepala itu.  Sebab bila Kapitan Latu Manuhutu calon suami Okiwanda tidak kebal, maka kematian akan terjadi. Karena alasan-alasan itu, keluarga bermufakat diam-diam untuk bersepakat dengan Okiwanda, untuk dibawah lari, supaya luput dari tuntutan adat tersebut. Setelah Okiwanda setuju untuk dibawa lari, maka diam-diam pada malam hari, rombongan Manuhutu bersama Okiwanda setuju untuk dibawa lari, maka dengan diam diam pada malam hari, rombongan Manuhutu bersama okiwanda, mereka turun ke pantai Toisapu, lalu berangkat ke haria. Setelah Simamole kembali dari Hutumuri dan Elhau dan tiba di Lounusa, dia diberitahukan bahwa keluarga Manuhutu, telah membawa Okiwanda lari ke Haria. Mendengar itu, maralah Simamole, seakan-akan ia mau terbang ke Haria untuk membunuh semua keluarga Manuhutu. Karena marahnya Simanole, tidak seorangpun yang dapat menghiburnya. Dikumpulnya staf pemerintah dan Tua-Tua adat di baeleo lounusa, maka berkatalah Simanole di hadapan saniri dan Tua-Tua adat Negeri Lounusa, Bahwa mata rumah manuhutu dan Keturunannya, tidak boleh menginjak kaki di Negeriku, bila mereka dating masuk Negeriku, mereka akan mendapat kutuk.Demikianlah sumpah Simamole terhadap keluarga Manuhutu. Sebab itu, sumpah sampai hari ini, keluarga  Manuhutu enggan dating ke Hutumuri. Mereka takut kepada sumpah itu.
Share on :
 
© Copyright Urimesing Amarima 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all